Minggu, 13 November 2011

Dinamika Hidup

Tuhan telah menciptakan segalanya dengan keseimbangan. Tuhan tidak pernah memihak ataupun pilih kasih. Namun tak jarang kita dalam kehidupan sehari-hari selalu merasa kurang daripada orang lain, selalu iri dengan apa yang dimiliki orang lain. Padahal, kita pun memiliki apa yang tidak dimiliki orang lain yang kemudian kita sebut ‘kelebihan’. Itulah manusia, sedikit diantaranya yang pandai bersyukur. Salah satunya dalam cerita berikut.
            Kalian pasti tahu bagaimana perasaan saat kehadiran adiknya. Yang awalnya kita mendapat perhatian penuh dari orangtua kita, kemudian tersisihkan demi adiknya. Pilih kasih, itulah perasaan egois yang muncul dari anak kecil, pada umumnya. Tapi kelak kalian akan tahu apa maksud dibalik semua itu.
            Jadi, begini ceritanya.. kira-kira, aku mulai berpikir tentang ini saat masih berusia 8 tahun..
            Saat itu, aku sendiri di rumah. Adik pergi sekolah, ibu pergi untuk mengirim pesanan kue, dan ayah pergi untuk mengunjungi bos nya. Maklum, hari Sabtu. Aku hanya membereskan kamarku yang acak-acakan, akibat pertengkaranku dengan adik. Beberapa buku sobek, alat tulis hilang, dan lainnya. Yah, wajar saja, adikku laki-laki. Dipikir-pikir, memang benar-benar menyebalkan, hanya karena iri terhadapku yang boleh menyalakan komputer, bisa separah ini. Berat rasanya harus menjadi kakak dari orang sepertinya..
            Setelah aku selesai membereskan kamar, aku iseng melihat album foto semasa kecilku. lalu aku membawanya ke kamar, dan duduk. Dari halaman yang awal, aku menemukan foto-fotoku. Terlihat, wajahku begitu bahagia saat digendong ibu dan ayahku di pegunungan, wajah sedihku saat aku lapar, dan sebagainya. Semua begitu jelas di benakku. Satu demi satu aku lihat album itu. Lalu di pertengahan sudah ada foto adikku. Rasanya nampak lain, saat itu aku berdiri, sementara adikku digendong. Makin ke kanan kubuka, makin hilang keberadaanku di foto. Hhh…
            Lama-lama aku jadi bosan, akhirnya kusimpan album itu, dan aku melihat mainan-mainanku semasa kecil. Terlintas dalam benakku, bagaimana aku membawa mainanku kemanapun aku pergi. Yah, sekarang beberapa diantaranya sudah tidak berfungsi, rusak. Melihat koleksi mainanku yang sudah tidak lengkap, sekilas aku ingat saat aku dimarahi orangtuaku karena tidak mau memberikan koleksi kesayanganku yang aku kumpulkan sejak kecil. Dan benar, saat aku berikan koleksinya, lama kelamaan mulai hilang satu per satu. Bahkan pakaianku pun tidak sedikit yang harus aku berikan padanya. Sial, pikirku…
            Hal itu terus aku rasakan sampai remaja. Setiap minggu, ada saja masalah antara aku dan adikku. Merepotkan. Saat dia tidak ada di rumah, aku seperti kesepian. Tapi saat dia ada di rumah, bisa dibayangkan sendiri..
            Dan suatu hari, (saat itu aku sudah kelas 1 SMP), aku diajak ibu pergi membeli roti. Singkatnya, saat membeli roti, ibuku sempat berbincang-bincang dengan si penjual tentang anak. Aku hanya bisa mendengarkan dari belakang, yah aku tidak ingat persis apa yang dibicarakan, yang jelas si penjual berkata begini :
‘…Yah, gak tau lah saya juga bingung. Saya punya 3 anak, yang 2 udah SMA, yang satu kelas 3 SMP. Tapi tiga-tiganya gak mau dibedain, Bu. Kalau saya belikan yang sulung laptop sama motor, yang lainnya juga nuntut. Saya sampe repot mikirnya, Bu. Tapi yah emang dari dulunya begitu…’
            Setelah selesai membeli kue, sejenak aku berpikir..
            Kalau begitu, pasti pengeluaran orangtuaku akan lebih besar kan? Aku terus berpikir sepanjang perjalanan menuju rumah. Kadang, aku sampai tidak ‘ngewaro’ ibuku. Sampai di rumah, aku terus merasa bersalah. Ya, bersalah, aku selalu berprasangka buruk tentang adikku, dan orangtuaku yang seperti memihak pada adikku. Aku juga merasa bodoh. Ya, bodoh, mengapa hal sekecil itu baru terpikirkan sekarang, sementara aku merasakannya sejak kecil? Mendadak aku merasa berubah. Kenapa? Begini ceritanya…
            Setelah mendengarkan perkataan si penjual, aku terus memikirkannya, membolak-balik kosa katanya, memahami kata demi kata si penjual dari berbagai sudut. Maklum, menurutku, aku orangnya suka berpikir ulang, 2-10 kali, bahkan puluhan kali. Makanya, aku terkadang plin-plan. Lama-lama pemikiran itu semakin beranak-pinak, meluas. Sampai akhirnya aku menemukan hal terkecil dan terpenting dalam hidupku..
            Coba bayangkan, kalau kita tidak punya saudara. Mungkin sesampai kita di rumah sepulang sekolah, suasana di rumah lebih suram lagi. Tidak ada teman bercanda dan berbicara. Yah, karena berbicara dengan adik dibanding orangtua terkadang lebih mengasikkan dengan adik. Dan rasanya tanpa pertengkaran itu suasananya sepi. Monoton..
            Coba bayangkan, perasaan seorang adik. Jarang sekali ia mendapat segala sesuatu yang baru. Rata-rata, ia selalu memakai bekas kakaknya yang masih bisa digunakan. Yang selalu dibelikan baru yaitu kakaknya. Pasti kakaknya. Belum lagi saat ia tidak bisa mengerjakan pe’er nya. Tak jarang orangtua memarahinya dan berkata, “coba liat kakakmu.. kakakmu itu rajin, kakakmu itu blablabla..”. padahal, saat kakaknya seusia dengannya, sama-sama malas. Kalau dihitung hitung, adik lebih banyak mendapatkan cemoohan daripada kakaknya.
            Dan coba kalau aku diperlakukan sama seperti adikku. Tentu orang akan bilang aku manja. Begitupun sebaliknya, kalau adikku diperlakukan sama sepertiku, tentu akan berakibat fatal. Dan biaya penghidupan yang harus dikeluarkan kedua orangtuaku akan berlipat-lipat.
            Begitulah..
Intinya, pertama, semua itu Tuhan ciptakan dengan adil dan seimbang. Yang terpenting, adil bukanlah harus diperlakukan sama persis. Kedua, orangtua pasti melakukan sesuatu dengan alasan dan pertimbangan akibat di masa depan. Tentu saja, orangtua mempunyai pengalaman yang sangat jauh daripada kita. Memang sulit untuk menebak apa maksud kedua orangtua kita. Dan masih banyak hal lain yang masih tersembunyi, terlalu banyak jika harus diungkapkan dengan kata-kata. Yang penting, kata-kata dariku hanya : “Terima kasih Tuhan, terima kasih orangtuaku, dan terima kasih adikku”..

Kamis, 03 November 2011

Depapepe, Duo Acoustic Player

DEPAPEPE


Sebagian besar orang-orang udah kenal sama yang namanya DEPAPEPE.. tapi gak jarang juga ada yang belum tau.. berhubung editor juga suka sama lagu-lagu DEPAPEPE, mending saya kasih info sedikit tentang mereka.. siap siap tersepona sama mereka ya :D

DEPAPEPE (デパペペ) adalah grup musik berasal dari Jepang yang kedua personilnya memainkan gitar akustik. Nama DEPAPEPE sendiri berasal dari gabungan kedua nama pendek dari kedua personilnya. Yakni dengan menggabungkan kata overbite (artinya tonggos dalam bahasa Indonesia) dalam bahasa Jepang adalah Deppa, dan nama dari band Takuoka sebelumnya yaitu Derupepe. Dibentuk tahun 2002, mereka sempat mengeluarkan 3 album indie sebelum akhirnya mereka bergabung dengan label Sony Music. Mereka berhasil membuat debut major pada tahun 2005 dengan album mereka Let's Go! yang menempati urutan di 10 urutan teratas pada Oricon’s Instrumental Artist Debut Chart. Pada kenyataannya, mereka berdua tidak bersaudara, berbeda sekali dengan pendapat sebagian besar fans mereka. Dengan lagu yang mudah diingat, mahir memetik ritme dan penuh gaya semangat, lagu-lagu mereka kelihatannya populer di semua jenis kalangan. Dengan permainan yang cepat, bermain secara mulus, melodi solo, iringan yang energik dan cemerlang tanpa vokal, lagu malah terasa sudah lengkap. Depapepe mempunyai tingkat nada teknik gitar yang sangat lengkap dan kadang-kadang mereka memakai alat musik yang sangat mendasar seperti harmonika, dan lainnya yang dikomposisikan secara pas untuk menambah warna lagu. Lagu mereka secara teknis sulit tetapi kedua orang tersebut dapat memainkannya dengan sangat baik. 

oke, sekarang saya kasitau beberapa album mereka :

Indie
§  Sky! Sky! Sky! (15 Juli 2004)

§  PASSION OF GRADATION (2 Desember 2004)

§  ACOUSTIC FRIENDS (20 Juli 2005)

Single
§  SUMMER PARADE (20 Juli 2005)

§  Spur - WINTER VERSION'05/Swingin' Happy X'mas (シュプール WINTER VERSION'05/Swingin' Happy X'mas) (30 November 2005)

§  Lahaina (ラハイナ) (15 Maret 2006)

§  Sakura Kaze (桜風) (21 Februari 2007)

Album
§  Let's Go!!! (18 Mei 2005)

§  Ciao! Bravo!! (19 April 2006)

§  BEGINNING OF THE ROAD collection of early songs (25 April 2007)

§  デパナツ (DEPANATSU) drive!drive!!drive!!! (30 Juli 2008)

§  デパフユ(DEPAFUYU) ~晴れ 時どき 雪~ (26 November 2008)

§  Do! (3 Juni 2009)

§  デパクラ2 (DEPACLA 2) DEPAPEPE PLAYS THE CLASSICS 2 (2 Desember 2009)

§  ONE (18 Mei 2011)


beres? oke, selamat menikmati karya mereka, pemirsa :D see ya later in other topics


(sumber : Wikipedia.org)